Kamis (31/10) pekan lalu saya dan sejumlah blogger diundang dalam makan malam yang digelar MNC Tencent -perusahaan yang menaungi aplikasi instant messenger Wechat di Indonesia. Acara digelar di sebuah resto di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Tidak banyak blogger yang hadir karena penyelenggara memang tidak membuat acara ini massal. Acara ini dihadiri petinggi Wechat dari MNC Tencent dan beberapa petinggi Wechat dari China yang tengah berada di Indonesia.
Acara sengaja dibuat informal, blogger bisa ngobrol langsung dengan pihak Wechat mengenai perkembangan aplikasi instant messenger ini. Hadir dalam kesempatan ini Chief Marketing Officer Wechat, Andy Lau, yang dari namanya semula saya sangka sebagai aktor Hongkong terkenal itu. Ternyata bukan.
Saya sendiri sempat terlibat diskusi menarik dengan Hendra Ciomas yang merupakan Program Partnership GM MNC Tencent. Kepada Hendra saya tumpahkan uneg-uneg seputar Wechat.
Menurut saya, sebagai aplikasi instant messenger Wechat cukup lengkap, bahkan memiliki fitur yang lebih dibandingkan para pesaingnya. Lihat saja fitur-fitur menarik yang mudah digunakan seperti pesan suara Hold to Talk, pesan video yang memungkinkan pengguna berkomunikasi secara tatap muka melalui berbagai alat komunikasi, atau mereka yang ingin berbagi status dalam bentuk foto juga bisa sharing melalui Momen.
Untuk mencari teman, ada sejumlah fitur yang juga mudah digunakan, misalnya People Nearby yang mencari teman pengguna wechat dengan cara mendeteksi kehadiran mereka di sekitar kita berada. Ada pula fitur Goyang atau Shake dengan cara menggoyangkan gadget dan akan terdeteksi sejumlah pengguna wechat di sekitar kita. Atau yang lebih canggih bisa juga menggunakan QR Code. Cukup scan barcode dan dengan mudah kita temukan teman kita.
Saat dinner kemarin juga diperagakan satu fitur baru pencarian teman dengan memencet tombol bersamaan dengan sesama pengguna. Nama akun wechatnya akan muncul di layar dan bisa langsung kita add. Keren….
Saat berbincang dengan Hendra Ciomas, saya juga utarakan beberapa hal mengapa Wechat masih kalah populer di Indonesia dibandingkan aplikasi sejenis yang menyerbu Indonesia. Salah satunya belanja iklan Wechat masih kalah jauh dari pesaingnya yang agresif membombardir benak masyarakat dengan iklannya yang menarik di hampir semua platform media, mulai dari cetak, elektronika maupun media online.
Soal yang satu ini memang diakui Wechat belum jor-joran di iklan. Sejauh ini iklan tvc yang paling besar dibuat Wechat adalah iklan dengan model penyanyi Gisel. Meski nyaris tiap hari iklan ini diputar di sejumlah stasiun tv, menurut saya iklan Wechat masih kalah frekuensi penayangannya dengan instant messenger dari Korea seperti Kakao Talk yang rajin wira wiri di tv, radio, maupun media online.
Jika salah satu sasaran penggunanya adalah kalangan muda, jelas promo melalui iklan di media masih cukup ampuh. Apalagi jika menggunakan endorser atau bintang ternama sebagai brand ambassador. Namun perlu dipikirkan pula membuat project iklan yang lebih murah misalnya diputar melalui youtube atau melalui blog. Saya bisa bayangkan cara ini bakal memangkas budget promo lebih ‘edan’ dari yang sekarang banyak dilakukan brand sejenis.
Di acara kemarin juga ada sejumlah ‘bocoran’ project Wechat yang diberikan kepada para blogger. Namun karena masih dalam taraf pengembangan, project ini belum bisa dilaunch kepada publik. Yang jelas ke depan dengan penambahan dan pengembangan fiturnya, Wechat berjanji bakal makin lengkap dan lebih personal.
Kita tunggu saja kapan semua project beta tersebut bisa dinikmati publik pengguna wechat.
wah fitur goyang sama QR codenya memang membuat wechat sangat menarik
fitur goyang…tarik maaaang…. hehehe…
Waaa… batal datang karena tidak dapat ijin ke luar. Padahal mau banget tau ttg weChat, soalnya belum pernah install
instal dong… kan lagi booming Moman Camera dari wechat juga… seru tuh