0 0
Read Time:3 Minute, 26 Second

Pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan saat traveling ke luar negeri. Misalnya , mendadak sakit parah, kehilangan dokumen penting yang raib digondol pencuri. Atau bingung Itulah sedikit ‘kisah’ yang dialami traveler atau pejalan di luar negeri.

Saat berada jauh dari negeri sendiri, persoalan yang simpel bisa berubah jadi pelik. Ketiadaan kenalan di negeri orang membuat persoalan seperti sakit jadi masalah besar. Dokumen hilang juga bisa bikin senewen, karena keberadaan seseorang di luar negeri harus berdasarkan dokumen resmi yang dikeluarkan lembaga tertentu.  

Berita baiknya, kini sudah ada aplikasi di android dan iOs yang bisa jadi panduan saat kita bepergian ke luar negeri. Namanya aplikasi Safe Travel. Agak mirip dengan nama travel agent, tapi yakinlah ini bukan sejenis itu.

Safe Travel Bukan Aplikasi Perjalanan Biasa

Pekan lalu saya menghadiri sosialisasi aplikasi Safe Travel yang digelar Sekolah Staf dan Pimpinan Luar Negeri ke-59 di Pusdiklat Kemenlu, Jakarta. Di sini saya baru mengetahui aplikasi Safe Travel yang baru diperkenalkan kepada publik 3 bulanan, ternyata sudah berkembang sedemikian rupa. 

Safe Travel sendiri merupakan aplikasi yang dibuat untuk memudahkan perjalanan kita, warga Indonesia di luar negeri. Safe Travel berisi informasi mengenai negara tujuan, imbauan, daftar perjalanan, pelayanan, asuransi, tips, fakta-fakta mengenai negara tujuan dan galeri. Sekilas aplikasi ini mirip dengan KLook, yang banyak digunakan para traveler. Tapi jika dicermati, Safe Travel ini sangat berbeda.

Aplikasi Safe Travel dibuat oleh Kementrian Luar Negeri untuk melindungi perjalanan warga Indonesia di luar negeri. Ini bukan aplikasi perjalanan biasa, yang biasanya hanya menampilkan destinasi favorit dan cara menjangkaunya. Tapi di Safe Travel lebih dari itu.

Bentuk perlindungannya memang bukan seperti memata-matai saat kita traveling. Namun saat kita bermasalah dengan orang ataupun pihak tertentu di luar negeri bisa terhubung dengan petugas KBRI atau KJRI untuk dicarikan solusinya.

Yang menarik, di aplikasi ini tersedia tombol darurat (panic button) yang bisa digunakan untuk minta pertolongan. Fasilitas ini sudah pernah digunakan seorang warga Indonesia yang sakit dan tengah berkunjung ke Jepang. Saat sakit ia mencoba mengontak petugas melalui tombol darurat.

Karena aplikasi ini menggunakan GPS sebagai penghubung, keberadaan si warga Indonesia  langsung terdeteksi dan pertolongan pun bisa diberikan dengan segera.

Kenapa Traveler Wajib Punya App Ini?

Jika ada pertanyaan, apa perlunya App ini bagi traveler? Saya bisa pastikan ini perlu bagi para pejalan. Meskipun kecenderungan traveling saat ini trennya mengarah ke traveling mandiri atau solo traveling, bukan berarti keberadaan sebuah panduan seperti ini tak lagi perlu.

App ini tak hanya berisi postingan dan tips yang satu arah. Namun ada interaksi pula yang ditawarkan App ini. Seperti layaknya channel social media, melalui App ini para traveler bisa juga terhubung dengan mereka yang juga melakukan perjalanan di suatu negara yang sama. 

Agar menjadi App terpercaya, menurut saya Kemenlu mesti melakukan kerjasama dengan sejumlah pihak agar keberadaan App ini makin memasyarakat. Misalnya, dengan PJTKI (Pengerah Jasa Tenaga Kerja Indonesia). Sebelum berangkat ke negara tujuan, calon TKI harus mendownload App ini agar jejaknya bisa terpantau di negara tujuan. 

Kerjasama juga bisa dilakukan dengan perusahaan jasa konsultan pendidikan yang juga banyak mengirimkan siswa atau mahasiswa untuk belajar ke luar negeri. Dengan menggunakan App ini yang berisikan “Do and Don’t” bagi calon siswa, maka kejadian mahasiswa dipulangkan ke negara asal karena bekerja melebihi ketentuan tak perlu terjadi lagi. 

Atau bisa juga menjalin kerjasama dengan Ditjen Imigrasi yang terkait dengan pengurusan dokumen keimigrasian. Misalnya setiap pribadi yang hendak ke luar negeri diwajibkan untuk memiliki App ini. Tentunya bukan hanya ‘memaksa’ mereka memiliki App ini tapi juga harus memberikan benefit yang jelas bagi penggunanya.

Berdasarkan data Kementrian Luar negeri, jumlah warga Indonesia di luar negeri hampir mencapai  3 juta orang. Jumlah ini menurut saya adalah potensi besar untuk memasyarakatkan App ini lebih jauh.

Yang menyenangkan, meski baru dilaunching selama 3 bulanan, namun App ini sudah didonlod hampir 30 ribu downloader.  Sudah ada 2.548 laporan perjalanan melalui App ini, lebih dari 2 ribu gambar/ foto yang diuploid, serta ada 7 pengguna yang memanfaatkan tombol darurat (panic button).

Artinya, para pengelana (traveler) memang membutuhkan informasi negara tujuan dari perspektif kita, dari versi orang Indonesia sendiri bukan dari perspektif orang luar. Karena di luaran sana konten hoax beredar dengan dahsyatnya, makdarit asupan konten lokal dengan sentuhan Indonesia adalah jawabannya.

About Post Author

syaifuddin sayuti

Ex jurnalistik tv yang gemar makan dan travelling. social media addict, ex Kepsek Kelas Blogger, admin BRID.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %