0 0
Read Time:4 Minute, 15 Second

Djarum Black Apps Competition 2013 (Sumber: Blackxperience.com)

Djarum Black Apps Competition 2013 (Sumber: Blackxperience.com)


Ketika dunia makin digital, ada pertanyaan menarik yang mengemuka, siapa yang bakal keluar sebagai pemenang? Apakah manusia sebagai pengguna, para aktivis teknologi digital? Ataukah brand-brand berbasis IT?

Sebagai penggerak dunia digital, manusia memang menjadi unsur yang tak terbantahkan. Di tangan manusia dunia digital ditentukan arah masa depannya. Tapi nanti dulu, menurut saya ternyata bukan manusia yang menjadi pemilik masa depan dunia digital. Lho, kok bisa? Lalu siapa?

Jawabannya adalah idea. Idea memang milik manusia, dan manusialah yang mengoperasikan semua ide-ide tersebut. Manusia nantinya boleh mati, namun ide akan terus berkembang. Tidak oleh pembuat awalnya, namun ide itu akan terus mewujud menjadi temuan-temuan baru yang bertujuan memudahkan hidup umat manusia.

Pemenang BAC 2013 (sumber: blackxperience.com)

Pemenang BAC 2013 (sumber: blackxperience.com)

Inilah yang saya lihat dari awarding Djarum Black Apps Competition (BAC) 2013 yang digelar di Citos, akhir pekan lalu. Semangat menciptakan temuan baru yang orisinil begitu kuat muncul dari para peserta BAC 2013.

Saya takjub dengan begitu luar biasanya ide-ide anak bangsa di bidang aplikasi mobile yang disajikan di BAC 2013 kali ini. Ajang adu ide di bidang aplikasi digitial ini menobatkan 4 karya sebagai pemenang utama dan 1 pemenang favorit. Empat pemenang utama kompetisi ini adalah Sandy Colondam dengan aplikasi Bloodmob, Yonas Rahendanu dengan aplikasi EMBA, Apris Sugianto Sudrajat dengan aplikasi Kuda Lumping, dan Maximillian Audrey dengan aplikasi Tutwuri. Adapun pemenang favorit tahun ini diraih Ias Ari Mahaputra Naibaho dengan aplikasi Silat Academy.

Aplikasi Bloodmob, salah satu pemenang BAC 2013 (sumber: blackxperience.com)

Aplikasi Bloodmob, salah satu pemenang BAC 2013 (sumber: blackxperience.com)


Dari 4 pemenang utama saya paling terkesan dengan temuan Sandy Colondam dengan Bloodmob-nya. Awalnya saya kira aplikasi ciptaan Sandy akan mirip dengan Foursquare yang memetakan dimana keberadaan kita dan rekan kita di suatu tempat. Ternyata tidak sekedar itu. Aplikasi Bloodmob, sebuah jejaring sosial berbasis golongan darah. Aplikasi ini akan membantu dan mempermudah pengguna yang sedang mencari donor darah dan orang-orang yang membutuhkan darah.

Aplikasi ini menurut saya sangat user friendly, karena akan membantu mereka yang membutuhkan darah sesuai lokasi penggunanya. Informasi siapa bergolongan darah apa bisa dideteksi dalam waktu cepat. Bloodmob menunjukkan bahwa aplikasi Jejaring sosial bukan lagi hanya tempat ajang eksis narsis, namun juga berguna meringankan penderitaan orang lain yang membutuhkan darah.

Dengan aplikasi ini, nantinya berjejaring sosial bukan lagi sekedar pamer status sedang makan apa, sedang beraktivitas apa, atau sedang bersama siapa. Namun Bloodmob menjadikan jejaring sosial benar-benar sebuah inisiasi sosial dalam arti sesungguhnya. Sebuah Ide yang jenial.

Saya bayangkan jika Bloodmob nanti jadi hits, teman-teman di Palang Merah Indonesia (PMI) atau komunitas Blood4LifeID yang digerakkan mbak @justsilly akan sangat terbantu. Bloodmob pastinya akan memudahkan dan membantu mencari pendonor terdekat dalam waktu cepat. Kesulitan mencari pendonor akan jadi cerita usang. Mereka yang terdeteksi di Bloodmob bakal jadi bagian besar database donor darah, melengkapi data yang sudah dimiliki institusi resmi maupun komunitas pendonor darah.

Aplikasi Kuda Lumping, salah satu pemenang BAC 2013 (foto: Syaifuddin)

Aplikasi Kuda Lumping, salah satu pemenang BAC 2013 (foto: Syaifuddin)


Aplikasi yang juga menarik dan jadi salah satu pemenang adalah karya Apris Sugianto Sudrajat, yang membuat aplikasi bernama Kuda Lumping. Ini merupakan aplikasi game yang mengharuskan pemain menangkap hantu-hantu dan menggaetnya masuk ke dalam kuda lumping. Game yang sangat Indonesia ini diharapkan bakal mendunia, menandingi aplikasi game yang sudah duluan muncul dan digunakan banyak pehobi game mobile. Siapa tahu kehadiran Kuda Lumping bakal mengedukasi warga dunia mengenai keanekaragaman budaya Indonesia.

Karya yang menurut saya juga unik adalah Tutwuri milik Audrey Maximillian Herli. Melalui aplikasi ini, Herli ingin membantu penggunanya mencari beasiswa pendidikan. Aplikasi ini dibekali database beasiswa, profil pengguna, fitur sosial, dan logika untuk menyamakan profil dengan info beasiswa yang tersedia. Benar-benar ide cemerlang. Sangat berguna bagi mereka yang tengah berburu beasiswa pendidikan di dalam maupun luar negeri.

Agus Hamonangan presentasi soal Android (foto: Syaifuddin)

Agus Hamonangan presentasi soal Android (foto: Syaifuddin)

Dalam malam Awarding BAC 2013, juga digelar diskusi santai mengenai dunia IT yang menghadirkan Agus Hamonangan (ID Android Community), Edi Taslim (Kompas.com), Raditya Dika (blogger) dan Sigi Wimala sebagai pembicara. Setelah itu pengunjung Citos juga dihibur performer seperti Jakarta Pad Project, Bayu Risa dan Lamurru Percussion.

Masing-masing pemenang utama berhak atas hadiah uang tunai sebesar Rp 25 juta, sementara bagi pemenang favorit Rp.10 juta. Oh ya, karya ke-4 pemenang utama juga bisa diunduh secara gratis di Google Play bagi gadget berplatform Android. Penggunaan platform Android dimaksudkan agar karya-karya terbaik BAC 2013 ini makin cepat dikenal masyarakat karena luasnya pengguna Android di Indonesia.

Selamat kepada para pemenang Djarum Black Apps Competition 2013. Capaian prestasi yang diraih di ajang ini semoga menjadi pembuka jalan dalam mengembangkan dunia aplikasi mobile ke tingkat lebih tinggi. Sedangkan bagi penyelenggara, semoga acara serupa masih terus digelar karena ajang seperti BAC jelas memberi ruang bagi munculnya ide kreatif anak-anak muda di bidang aplikasi mobile. Bukan tak mungkin dari ajang sejenis ini akan lahir karya-karya aplikasi yang hebat, yang mendominasi pasar aplikasi mobile dunia.

Bravo Djarum Black Apps Competition!

About Post Author

syaifuddin sayuti

Ex jurnalistik tv yang gemar makan dan travelling. social media addict, ex Kepsek Kelas Blogger, admin BRID.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %