Selama 4 hari Solo menjadi tuan rumah Festival Blogger Asean / Asean Blogger Festival Indonesia (ABFI) yang digelar tanggal 9-12 Mei 2013. Beruntung saya menjadi salah satu peserta yang hadir di Solo. Saya dan sejumlah blogger Jakarta dan sekitarnya menempuh perjalanan darat menggunakan bis. Event kopdar terbesar ini diiikuti 230 blogger lokal dari seluruh Indonesia serta 20 orang blogger dari sejumlah negara Asean.
Para blogger lokal berasal dari komunitas blogger seperti Benteng Tangerang, BR_ID, kopdar Jakarta, Kompasiana, Blogor Bogor, Blogger Bekasi, Canting Yogya, Blogger Kalimantan, Palu, Medan, Aceh, Bali, NTB. Ada juga independen blogger seperti traveller blogger Agustinus Wijaya, Adam+ Susan dan beberapa nama lain.
Hari pertama tuan rumah Solo menggelar Gala Dinner, menyambut kehadiran para blogger di rumah dinas Walikota Hadi Rudyatmo, di Loji Gandrung. Di rumah yang indah, berarsitektur art deco, kami disambut tuan rumah dengan hangat. Yang unik among tamunya mengenakan pakaian ala carnival batik solo yang terkenal itu.
Selain blogger, hadir sejumlah tokoh seperti begawan marketing Hermawan Kertajaya, Direktur IT PT.Telkom Indra Utoyo, Dirjen Kerjasama Asean Kementrian Luar Negeri I Gusti Agung Wesaja Puja.
Tuan rumah memang pandai memikat undangan yang hadir dengan menyajikan makanan khas Solo seperti Selat Solo, Gudeg, dan bakmi godhog. Jelajah kuliner tahap pertama pun dimulai. Hehe… Like this yo…
Seminar New Asean (Hari Kedua)
Hari kedua diisi dengan sejumlah sesi seminar dan diskusi. Yang paling menarik adalah paparan begawan marketing dunia Hermawan Kertajaya mengenai the new Asean. Ia memaparkan betapa Asean sesungguhnya punya modal kuat sebagai komunitas yang bakal disegani di dunia. Kekuatan itu bisa dilihat dari kalangan youth, netizen dan women yang terus bertumbuh.
Menurut Hermawan tidak ada kawasan di dunia yang komunitas pengguna internetnya seatraktif Netizen Asean. Mereka tidak hanya menjadi pengguna pasif internet, namun ikut menentukan arah dunia dengan beragam aktivitas sosial berbasis internet. Di masa depan, kawasan ini akan makin maju dengan 3 pilar netizen, youth and women sebagai pemegang kendalinya.
Di sesi hari ini juga digelar lomba live tweet yang seru. Berkat dukungan Telkom dengan wifiID nya, lomba ini berjalan menarik. Bahakan kami berhasil membuat hajatan ABFI di Solo ini sebagai trending topic di twitter.
Blogger-tik
Ini sesi paling menarik di hari Jum’at, karena melibatkan perwakilan semua negara yang hadir di ABFI, fashion show batik yang dibawakan peragawan dan peragawati handal… Jangan salah, mereka semua adalah para blogger yang membawakan busana batik di atas catwalk dadakan di ruang seminar. Bagi saya tidak penting bagaimana mereka bergaya, tapi spirit kebersamaan dan kerja sama antar negara Asean lah yang patut diacungi jempol.
Mereka bisa menunjukkan bahwa Spirit Asean bisa terwakili dari kerjasama sederhana seperti ini. Dan untuk menuju Asean Community, kerjasama sederhana macam inilah yang diperlukan.
Meski hanya latihan sebentar, bahkan beberapa diantaranya mengaku tidak sempat latihan jalan sama sekali, para blogger tetap kelihatan pede. Apalagi yang mereka kenakan adalah busana yang memiliki nilai histori dan keagungan tinggi bagi bangsa Indonesia.
Satu pelajaran menarik dari fashion show batik ini adalah: Kalau para blogger dari negara luar Indonesia saja bangga berbatik, masak kita sendiri gak bangga juga?
Mangkunegaran Performing Art
Di malam harinya, kami peserta ABFI mendapat kesempatan menyaksikan Mangkunegaran Performing Arts di pendopo keraton Mangkunegaran. Festival tari tahunan ini merupakan salah satu event budaya unggulan pemkot Solo. Tahun ini digelar selama 2 hari dengan menghadirkan 8 tarian yang jarang dipentaskan kepada publik. Kesemua tari merupakan karya orisinal dari puri Mangkunegaran.
Saya bersama ribuan warga Solo serta turis mancanegara jadi saksi kebesaran budaya keraton Mangkunegaran yang merupakan asset budaya negeri ini. Salut dengan upaya keraton Mangkunegaran yang tetap memelihara kekayaan budaya ini di tengah gempuran budaya barat. Para penari anak-anak umumnya sudah belajar menari di kawasan keraton sejak usia 4-5 tahunan. Merekalah yang kemudian menjadi ujung tombak lestarinya seni adiluhung keraton.
Sesi Breakout
Di hari ketiga, Sabtu pagi para blogger Asean menyampaikan kegiatan di masing-masing negara. Kemudian diikuti breakout session yang bisa dipilih para blogger. Sesi yang dipilih mulai dari traveling blog, food blogging, freedom expression, photography blogging dan action plan blogger asean. Ada dua sesi yang saya ikuti mengenai kekayaan masakan asean serta travel blogging.
Asean food heritage disampaikan Arie Parikesit, pakar makanan anggota komunitas jalan sutra. Arie banyak memaparkan seputar kesamaan kekayaan masakan di kawasan Asean. Meski punya identitas masing-masing, ternyata banyak kesamaan jenis penganan, cara penyajian, serta rasa. Ia memberi contoh seperti Warteg yang populer di Indonesia. Ternyata di Thailand, Singapura, Vietnam maupun Kamboja konsep warteg juga dikenal. Bahkan beberapa masakan sangat kental ‘wartegnya’.
Sementara sesi travel blogging disampaikan blogger Philipina. Ia memaparkan tips dan triknya membangun blog bertema travelling. Bagaimana memaintain blog serta mendapat sokongan pihak lain untuk melancarkan hobbynya jakan-jalan.
Wisata
Siang hari, peserta ABFI dipecah dua kelompok untuk wisata ke candi Sukuh dan museum manusia purba di Sangiran. Saya memilih ikut ke Sangiran lantaran penasaran dengan situs purbakala yang mendunia itu.
Museum Sangiran bisa ditempuh dengan jalan darat sekitar satu jam dari kota Solo. Museum ini memiliki 3 ruang pamer, yang masing-masing berisi sejarah penemuan situs Sangiran, replika tulang-belulang manusia dan hewan masa lalu. Di sini bisa juga disaksikan video terbentuknya bumi.
Menurut saya museum ini adalah tempat yang penting dan berharga. Sayangnya, tampilan museum biasa saja. Kurang komunikatif. Meski ditunjang layar sentuh, namun beberapa sudah rusak. Sementara petugas yang ada di museum tidak semua mengerti isi koleksi museum. Ini pe-er bagi pengelola museum Sangiran di masa depan agar koleksi berharga yang mereka miliki bisa lebih “berbunyi”.
Sore hari, kami menghadiri kegiatan tanam seribu pohon yang digelar di sisi Bengawan Solo. Kawasan ini semula adalah pemukiman padat di sisi sungai yang kerap kebanjiran. Setelah dilakukan persuasi, akhirnya mereka berhasil dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
Kawasan yang kami datangi adalah kawasan ketiga yang kini disulap menjadi urban forest. Di kawasan bekas pemukiman itu kini menjelma jadi taman bermain, tempat melepas penat dengan view Bengawan Solo.
Para blogger juga ikut menanam sejumlah pohon sebagai simbolisasi penghutanan kawasan ini. Meski dilakukan secara simbolik, namun kegiatan ini sarat makna akan perhatian para blogger pada keberlangsungan lingkungan hidup. Diharapkan sekitar 5 tahunan kawasan ini bakal menjelma menjadi hutan kota yang rindang.
Malamnya, sebagian peserta diajak panitia mencicipi asyiknya berwisata malam dengan menggunakan bis tingkat (double decker) bernama Werkudara. Sebuah tawaran menarik sebenarnya, karena membangkitkan nostalgia masa kecil dulu saat kerap bepergian dengan bis serupa di Jakarta. Sayangnya saya tak bisa bergabung lantaran kelelahan seharian beraktivitas.
Wisata Kereta uap dan keraton
D hari terakhir, pagi-pagi sekali saya ikut menyusuri kawasan jalan utama Slamet Riyadi mencicipi keriuhan hari tanpa kendaraan alias Car Free Day. Sembari berjalan kaki, saya bisa menyaksikan kegairahan warga kota batik ini meluapkan ekspresinya. Ada yang senam tai chi, senam eskaje, atraksi musik etnis, serta tentunya berjualan aneka jajanan khas Solo. Yummy….
Usai Jalan kaki di area CFD, saya ikut wisata kereta uap Jaladara bersama para blogger. Kesempatan langka nih, karena kereta uap hanya dioperasikan berdasarkan pesanan. Perjalanan dimulai dari stasiun Purwosari menuju stasiun Solo Kota. Jarak 6 km ini mestinya bisa ditempuh sekitar 15-an menit. Namun KA sempat terhambat dan berhenti di jalan Slamet Riyadi karena dibarengkan dengan kirab piala Wahana Tata Nugraha yang baru diterima pemkot Solo dari pemerintah pusat sebagai kota dengan pengelolaan transportasi kota yang baik.
Acara ABFI kemudian ditutup dengan kunjungan ke keraton Solo. GKR Koes Murtiyah menyambut rombongan blogger di pendopo keraton.
Usai sudah hajatan 3 hari di Solo. Terlepas dari berbagai kekurangan yang terlihat di sana-sini, saya mengapresiasi kerja panitia yang berupaya memberikan yang terbaik kepada blogger yang hadir. Bukan sebuah kerja yang mudah menyatukan kepala banyak komunitas dan negara dalam sebuah event yang padat seperti ABFI.
Bravo Bloggers Asean . See u in Brunei Darussalam.
tengkyu bro!
terima kasih sudah mampir kemari, teman.
wah,,,,,, acaranya keren banget dan sukses ya mas. Semoga berkesan di setiap hati para rekan-rekan blogger lainnya.
Salam,
yang jelas heboh. hehe…
Enggak juga kok bung latif. Pasang kuping dan telinga aja siapa tau tahun depan bisa ke Brunei…. Thx ya sudah mampir kemari
Sy juga pengennya begitu kemarin, tp efek 17 jam di jalan saat berangkat tak bisa dibohongi. Untung semua acara bisa sy ikuti meski kondisi gak seratus persen. Thx bung jensen sudah mampir kemari
Saya apresiasi semua kerja panitia daeng amril. Dan saya juga tak punya kapasitas membandingkan dengan kegiatan lain krn tak berada di acara lainnya. Sy melihat event ini sukses menyatukan komunitas asean dalam skala kecil. Tinggal bagaimana kita mendorong terbentuknya asean community dalam skala yg lebih besar.
Good job all of committee ABFI 2013! Standing applause!!!
Aku gak bisa bangun Fit dua hari. Kecapekan plus diare. Bener2 melelahkan dan menyenangkan perjalanan kemarin.
Thx ya sudah mampir kemari.
pasti karena kelamaan duduk di atas gajah 😀
Hush….tolong di keep ya… Sesama gajah dilarang saling bersuara!! Hahaha… 🙂
ASEAN Blogger, wah ga kebayang yah kemarin bisa bersua dengan teman-teman seluruh ASEAN dan juga Indonesia.
Puas. dah itu aja untuk mengungkapkan perasaan hati ini 😉
Beruntunglah yang ikutan ABFI tahun ini karena bisa barengan blogger Indonesia lain ketemu blogger Asean, kalau tahun depan pasti cuma sedikit yg berangkat ke Brunei…