Dan kemarin saya bersama kawan-kawan hadir di rumah pak Prayitno Ramelan untuk mencicipi Brongkos buatan istri Pak Pray. Bagi kami, berkumpul di rumah pak Pray tanpa mencicipi brongkos adalah kesalahan terbesar. Pasti nyesel seumur-umur. Karena brongkos buatan Uti (begitu kami menyapa istri pak Pray) itu juara. Bahkan mas Abi Hasantoso, sang jubir LPI menilai brongkosnya Uti tidak hanya juara tapi juga terenak di seluruh dunia.
Saya yang baru pertama kali mencicipi brongkos pun sepakat dengan mas Abi. Rasanya mantap dan pedasnya bikin keringat bercucuran.
Buat yang belum paham brongkos, mari saya gambarkan. Brongkos itu masakan berkuah berwarna coklat kehitam-hitaman. Biasanya masakan ini berisi daging yang dipotong kecil-kecil, telur yang sepertinya dipindang terlebih dahulu, serta tahu. Kadang ada pula yang ditambah kacang tolo.Meski mirip, namun Brongkos berbeda dengan rawon yang cenderung gurih/asin. Brongkos lebih manis dan pedas.
Persamaan tampilan ada pada warnanya yang pekat karena sama-sama menggunakan kluwek. Saya tak tahu apa padanan kluwek dalam perbendaharaan bumbu internasional. Soal rasa, mantap lah!
Lalu, apa hubungan brongkos dengan pertemanan tadi? Eh iya jadi lupa, keasyikan mabuk brongkos sih.
Kami yang hadir kemarin Abi Hasantoso dan istri, Honny Maitimu, Novrita, Frans dan istri, Yorita, Nuni,Yenny Bakhtiar, Henny, dan Lintang. Kami semua adalah blogger Kompasiana. Saling komen di postingan kemudian berlanjut di kehidupan nyata. Pertemuan demi pertemuan kami gelar dalam suasana yang guyup. Jika ada yang jatuh, kami semangati. Jika ada yang sakit kami turut mendo’akan. Pendek kata, pertemanan ini unik, terdiri dari orang berbagai latar pendidikan, pekerjaan. Namun punya minat yang sama, menulis dan berbagi.
Kalau tak salah, sebagian besar kami saling kenal sudah 3 tahunan. Selama kurun waktu tersebut jelas ada pasang surut hubungan. Namun kami masih komit menjaganya dalam bingkai persahabatan. Saya sendiri banyak belajar dari pertemanan ini. Khususnya dari sang senior seperti pak Pray.
Bagi kami, pak Pray lebih dari kawan. Tapi juga orang tua yang mengayomi anak-anaknya yang bandel-bandel ini. Saya belum pernah merasa senyaman ini berada dalam sebuah komunitas pertemanan. Dan kenyamanan ini dipersatukan oleh Brongkos.
Oya, selain makan-makan dan haha…hihi….kami juga merayakan kelulusan salah seorang kawan, Yenni Bakhtiar sebagai doktor dari IPB. Dan pekan ini mbak Nuni juga bakal maju ke sidang doktoralnya. Salute!
*Foto lengkap ada di G+ nya mbak Lintang!
wah blog saya dikunjungi pak Pray, sebuah kehormatan besar nih.
bener pak, kami semua yang hadir waktu itu sangat terkesan dengan masakan Uti. benar-benar mantap. brongkos memang jadi pemersatu kami, itu alasan kami semua berkumpul siang itu.
saya juga banyak belajar dari bapak dan Uti dalam memelihara hubungan. luar biasa. kami yang muda iri lho….
semoga bapak dan Uti dikarunia umur panjang dan bisa terus bersama-sama dengan anak, cucu, teman.
salam brongkos pak Pray…
Wah, rupanya Mas Udin ini benarr terkesan dgn Brongkos sbg pemersatu…Brongkos hanyalah sekedar makanan yg dibuat oleh Uti. Tetapi memang benar…dibalik brongkos itu ada makna persatuan dan kesatuan yg tercipta karena masing-masing teman merasakan kehangatan dan kemurnian hubungan. Saling dukung dan memberi semangat…rata2 yg datang kerumah Pray kalau diperhatikan adalah penulis. Artinya juga pembaca..lebih jauh lagi teman yg wawasannya luas…lebih realistis dalam berteman…Yaaa, kebersihan hati. Sekali lagi terima kasih my friends atas kehangatan petemanan lintas usia…heheheh…Pray hanyalah Old Soldier, tapi never Die…salam Brongkos ya…dari Pray dan Uti. Selamat mas Udin yg sdh lulus Master, juga Yenny sbg Doktor, dan Nuni yg bersiap mau ujian doktor juga…Maka bertambahlah orang pintar dan cerdas di Indonesia…dan baik hati. I’m proud of you my friends.