0 0
Read Time:2 Minute, 22 Second

Indonesia memiliki pengalaman panjang sebagai negara yang menjadi rumah bagi semua kelompok, suku, ras, dan agama. Ratusan tahun kita hidup rukun bersatu, berdampingan tanpa ada persoalan. Saya yang muslim misalnya, sejak kecil bergaul dengan banyak teman dari berbagai ragam latar belakang.

Ada Esther yang Tionghoa, Arief yang Arab, Ipul yang Jawa, hingga Irwan yang Makassar. Agama kita pun berbeda-beda. Yang saya tahu saya harus beribadah sesuai agama saya 5 waktu dalam sehari. Sementara teman yang Kristiani tiap akhir pekan ke Gereja, atau yang Budha ke Vihara. Tak pernah saya persoalkan perbedaan itu. Begitu pula teman-teman.

Bagi kanak-kanak seperti saya dan teman-teman, perbedaan itu sebuah anugerah. Kami jadi bisa bertukar cerita mengenai kebiasaan masing-masing. Entah itu kebiasaan ritual ataupun kebiasaan budaya. Kami saling paham dan merasa beruntung karena perbedaan diantara kami menjadi warna yang indah dalam pertemanan.

Hingga dewasa saya terus pupuk perbedaan itu dan menjadikan faktor yang ‘memperkaya’ hidup.

Soal perbedaan dalam hidup bermasyarakat kembali diingatkan oleh da’i Haji Muhammad Ali, saat bertausyiah di acara silaturahmi Kapolda Metro Jaya dengan Netizen dan Wartawan, Rabu (6/6) di Mapolda Metro Jaya Jakarta. Menurut Ali, perbedaan dalam kehidupan harus disyukuri dan merupakan rahmat Allah. Karenanya jangan pernah mempermasalahkan perbedaan.

“Berbeda dan bersatu itu yang indah,” ujar Muhammad Ali.

Sementara itu Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz dalam sambutan yang dibacakan Wakapolda Metro Jaya menekankan perlunya sikap saling menghormati dan bertoleransi kepada sesama.

Kapolda menegaskan, sikap toleransi dengan menghormati perbedaan tetap dipertahankan. Khusus kepada insan media dan warganet, Kapolda berharap demi menjaga kesucian bulan Ramadhan media massa dan warga net menjaga dan menyajikan konten yang menyejukkan dan bernada positif.

Jadi di bulan yang baik ini, kita bersama-sama membangun toleransi, saling menghargai dan menghormati perbedaan yang ada pada pihak lain dan bersatu dalam menjaga NKRI.”

Tokoh Lintas Agama Dukung Persatuan

Selain dihadiri jajaran perwira Polisi acara silaturahmi Kapolda Metro Jaya dengan Netizen dan wartawan juga dihadiri tokoh-tokoh lintas agama, yang mewakili komunitas agama di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Adapun tokoh lintas agama yang hadir yaitu H.Muhammad Ali, Pendeta Datulon Sembiring, Biksu Syailendra Virya, Romo RD.Aloysius Tri Harjono, dan Pedande Gede Nyeneng.

Dalam kesempatan ini, kelima tokoh lintas agama menyampaikan pernyataan bersama, menyerukan perlunya persatuan semua anak bangsa. Adapun bunyi pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :

“Komitmen kami tokoh lintas agama untuk terus menjaga, mempertahankan dan terus memperkokoh Pancasila dan UUD 1945 dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika”.

Terkait himbauan agar media dan warganet menyajikan konten positif di media masing-masing, Polda Metro Jaya kembali mengingatkan masyarakat untuk berpartisipasi mengikuti Lomba Social Media Competition. Karya-karya yang diterima panitia harus berisi konten positif yang diharapkan dapat menangkal konten negatif beraroma hoax.

Karya kamu berupa Blog, Vlog, atau Meme masih ditunggu hingga 22 Juni 2018. Pemenang akan diumumkan pada perayaan Hari Bhayangkara tanggal 1 Juli 2018.

About Post Author

syaifuddin sayuti

Ex jurnalistik tv yang gemar makan dan travelling. social media addict, ex Kepsek Kelas Blogger, admin BRID.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %