
Proses Cek In di Aston Rasuna Hotel (foto dokpri)
Aston Rasuna Hotel. Pekan silam saya bersama beberapa kawan blogger mendapat undangan mas Teguh Sudarisman mengikuti workshop setengah hari mengenai Travel Videografi 2.0 di Aston Rasuna Jakarta. Ini adalah lanjutan workshop serupa yang pernah saya ikuti. Jika di 1.0 pematerinya adalah mas Teguh Sudarisman langsung, maka di workshop kali ini pematerinya adalah Dudi Iskandar, seorang street fotografer yang belakangan juga asyik menekuni pembuatan video.
Muhammad Isa Ismail, GM Aston Rasuna Hotel yang membuka workshop ini mengatakan, pihaknya mengapresiasi kegiatan kreatif yang dilakukan Teguh Sudarisman dan kawan-kawan yang tergabung dalam Rasuna Creative Center. Menurutnya, kegiatan semacam ini membawa dampak positif bagi banyak kalangan yang meminati kegiatan kreatif. Bagi Aston Rasuna sendiri kegiatan yang mengambil tempat di hotel tersebut memberi sumbangan konten yang signifikan.

M.Isa Ismail, GM Aston Rasuna Hotel (foto dokpri)
Ada beberapa poin yang saya catat dari paparan kang Dudi. Menurut kang Dudi, membuat video pada dasarnya mirip dengan kegiatan memotret. Butuh pengetahuan dasar mengenai pengambilan gambar seperti memahami pencahayaan, komposisi serta memelihara insting terhadap obyek.
Terkait teknis, Kang Dudi berpesan agar membedakan pembuatan video menggunakan smartphone dibandingkan dengan menggunakan kamera DSLR atau mirrorless. Untuk smartphone usahakan tiap shoot hanya berdurasi 5-10 detik saja. Ini akan memudahkan dalam pengeditan.

Kang Dudi in action (foto dokpri)
Fitur dari kamera di smartphone juga wajib dikenali dan dalami, karena masing-masing smartphone memiliki karakteristik kamera dengan fitur-fitur yang berbeda.
Soal pencahayaan, kang Dudi memberi sejumlah tips. Kenali arah datangnya cahaya, karena ini akan berpengaruh pada hasil pengambilan gambar. Yang paling mudah adalah memanfaatkan cahaya alami matahari. Matahari memiliki efek berbeda dalam hal hasil pengambilan gambar. Cahaya pagi hingga pukul 10 tentunya berbeda dengan cahaya di siang hari atau sore hari.
Jika harus mengambil gambar di dalam ruangan perhatikan cahaya bantuan yang bisa berupa lampu ruangan atau lampu (lighting) pelengkap. Untuk lighting artifisial bisa dikreasikan dari berbagai macam jenis lampu. Yang murah meriah adalah gunakan senter untuk membantu pencahayaan atau menggunakan lampu khusus fotografi yang beragam jenis dan harganya.
Merekam Proses Cek In di Hotel
Bagian paling chalenging dalam workshop ini adalah saat kami dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk membuat video bagaimana “hotel bekerja”. Terus terang ini kali pertama saya membuat travel video di hotel. Selama ini saya lebih sering mendokumentasikan persinggahan saya di hotel melalui foto. Dan lebih ‘menegangkan’ lagi di kelompok ini saya mendapat arahan langsung dari sang suhu, mas Teguh Sudarisman. Wow.

Lobby Aston Rasuna bernuansa Imlek (foto dokpri)
Kebetulan kelompok saya cuma beranggotakan 3 orang Vlogger dengan ketua rombongan mas Teguh dan satu model Marcelina Sutanto sang @pejalankece. Ini adalah satu-satunya kelompok yang menggunakan model ‘profesional’ untuk pengambilan gambar.
Kami melakukan pengambilan gambar untuk proses check in di Hotel Aston Rasuna, mulai dari kedatangan tamu, check in hingga diantar ke kamar. Untuk pengambilan gambar memang tak bisa sembarangan, kami sepakat mengambil gambar dari satu sisi yang sama. Jika ada yang ingin mengambil gambar dari sisi berbeda harus dikomunikasikan terlebih dulu dengan sesama Vlogger dan model.

Foto ‘keluarga’ bareng model dan tim (foto dokpri)
Namanya juga shooting dengan model kami semua harus sama-sama sabar. Sabar jika adegan yang diambil kurang sehingga harus diulang. Sabar bergantian mengambil posisi karena posisi model berada di sudut yang sempit.
Meski kerap mengulang adegan, sebagai model Marcel sangat menghayati perannya. Ia selalu memasang wajah ceria agar para vlogger di kelompok ini terpenuhi stok gambarnya. Pengulangan adegan bahkan bukan hanya permintaan Vlogger namun juga kadang dari Marcel sendiri yang merasa blocking-nya kurang pas.
Meski terhitung sebagai kelompok dengan durasi pengambilan gambar terlama, namun proses pengambilan gambarnya sendiri sangat menyenangkan. Penuh tawa, sesekali saling meledek menjadi bumbu yang menyegarkan suasana.
Oiya, kelompok kami mengambil gambar di sejumlah spot Aston Rasuna Hotel, seperti di halaman pintu masuk depan hotel, lobby, sekitar Lift, hingga kamar dan balkon di lantai 32. Selama proses pengambilan gambar kami juga dibantu kru Aston Rasuna yang berperan sejak proses check in selesai hingga mengantarkan tamu ke kamar di lantai 32. Keramahan layanan Aston Rasuna sangat terasa dari bantuan kru di kelompok kami. Si mas Aston (sorry namanya lupa) amat telaten, sabar dan selalu mengumbar senyum selama proses pengambilan gambar yang cukup melelahkan. Ia begitu senang dan tulus membantu proses pengambilan gambar hingga selesai.
Proses shooting diakhir dengan sesi foto bareng di balkon kamar di lantai 32 serta ‘beradegan ranjang’ all of crew.

Beradegan ranjang usai shooting (foto Teguh Sudarisman)
Oiya, usai pengambilan gambar kami langsung diarahkan untuk mengedit gambar di tkp menggunakan aplikasi Power Director (PD). Beruntungnya saya sudah menguprade PD di smartphone saya menjadi premium, sehingga lebih oke karena tak ada lagi watermark di hasilnya. Sayangnya saya gagal mentransfer video saya ke laptop Kang Dudi untuk dilihat bersama. Video baru saya share lewat Youtube setiba di rumah.
Terima kasih mas Teguh, kang Dudi, Marcel sebagai model dan pak Isa serta semua kru Aston Rasuna Hotel yang telah mengemas workshop videography 2.0 kali ini menjadi menarik dan menyenangkan.
Dan inilah hasil workshop Check in di Aston Rasuna Hotel dari sisi saya. Meski belum sempurna, saya merasa ada progress dibandingkan workshop sesi pertama sebelumnya.