0 0
Read Time:4 Minute, 0 Second
Daniel Tumiwa Bicara Soal Micro Influencer

Daniel Tumiwa Bicara Soal Micro Influencer

Adsvokat. Mau jadi Micro Influencer tapi tak tahu caranya. Mengapa tak gabung saja dengan ADSvokat yang merupakan platform baru ekonomi berbagi (economy sharing) di bidang pemasaran periklanan yang melibatkan mahasiswa sebagai micro influencernya.

Apa itu micro influencer? Dalam dunia pemasaran digital influencer adalah seseorang yang memberi pengaruh tertentu terhadap brand. Artinya pengaruh di sini diartikan sebagai pemberi pertimbangan akan sebuah brand. Ia bisa memberi testimoni penggunaan produk atau pengalaman menggunakan jasa tertentu. Tujuannya adalah memberi pengetahuan tentang brand agar orang lain mau menggunakannya juga.

Nah, micro influencer itu semacam influencer namun dalam skala kecil.

Bagaimana cara kerja ADSvokat?

Mahasiswa tinggal mendaftar sebagai Advokator (sebutan bagi micro influencer ADSvokat) melalui platform yang ada di  android. Ia tinggal menjalankan bisnis ini dengan cara menggunakan peralatan yang sudah diberikan image iklan, misalnya helm, kaos, topi atau apapun barang yang biasa digunakan mahasiswa. Dalam sebulan Advokator akan diminta menjalankan skema ini misalnya naik motor sejauh sekian kilometer. Atau menggunakan laptop yang diberi sticker dan eksis di tempat publik.

Bagi ADSvokat dan juga brand yang dihitung adalah impresi dan engagement terhadap brand yang image-nya dibawa wira-wiri oleh Advokator. Simpel, cara beriklan tanpa modal besar namun menjangkau sasaran di banyak lokasi dan masuk ke ruang-ruang di mana mahasiswa berinteraksi dengan lingkungannya.

Konsep Pemasaran Iklan yang Unik

Menurut saya konsep yang ditawarkan ADSvokator merupakan platform ekonomi berbagi yang unik. Sekilas memang sepertinya mirip dengan platform beriklan di belakang motor ataupun di kaca mobil yang juga dibawa wira-wiri pengendara yang sudah dikenal sebelumnya.

Menjangkau Segala Medan

Menjangkau Segala Medan

Hanya bedanya, kedua platform iklan yang hadir duluan itu tidak memberikan ruang bagi pengguna kendaraan untuk meningkatkan awarenes terhadap brand. Pengguna hanya pakai kendaraan dan tak peduli bagaimana orang di lingkungannya menyikapi brand yang dibawakannya.

Sementara di ADSvokat mahasiswa harus selalu update kegiatan sehari-harinya melalui aplikasi dengan cara selfie (swafoto). Pemantauan aktivitas Advokator dilakukan melalui aplikasi telepon pintar.

Menurut Chief Adsvokat Daniel Tumiwa, pihaknya ingin memberikan akses informasi dan membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan serta pengetahuan dalam mempersiapkan masa depan. “Mahasiswa akan diajak belajar dan melakukan berbagai keseruan di bidang pemasaran digital, sehingga mereka tidak hanya memasang materi iklan di tubuhnya saja namun juga melakukan aktivitas kegiatan digital dan non digital,” ujar Daniel Tumiwa yang sebelumnya pernah berkarier di platform ecommerce OLX.

Daniel yang ditemui di sela-sela ADSvokatXYouth conference, hari Minggu (29/4) di Jakarta, mengaku konsep ini memang tergolong baru ada di dunia pemasaran periklanan di Indonesia. “Pihak kami masih terus mengembangkan skema dan pola kerjasama dengan Advertiser maupun dengan para Advokator, intinya kami terus mengedukasi semua pihak untuk terbiasa dengan konsep baru ini.”

Ada 3 pilar utama yang ditawarkan pada mahasiswa Indonesia yang bergabung sebagai Advokator yakni Learning, earning dan Advokating. Learning, belajar hal-hal baru. Earning, mendapatkan penghasilan atau uang saku dari brand. Serta Advokating, memberikan saran pada publik mengenai nilai sebuah produk/ brand.

Ditambahkan oleh Daniel, konsep Adsvokat untuk sementara baru menyasar mahasiswa yang ada di Jabodetabek dan Bandung saja. Pihaknya akan konsentrasi menggarap pasar di kota-kota ini dulu sebelum melakukan ekspansi ke daerah lain di tanah air.

Belajar dari Pakar

Hari Minggu kemarin, ADSvokat secara khusus mengundang mahasiswa dari berbagai kampus yang sudah menjadi micro influencer Advokator untuk mengikuti kegiatan konferensi anak muda di bidang pemasaran periklanan digital. Ada sejumlah pembicara yang hadir memberi pelatihan bisnis (coaching) seperti Marvin Suwarso, Edward Suhadi, Andreas Wullur dan juga Daniel Tumiwa.

Para Micro Influencer Belajar Dari Game

Para Micro Influencer Belajar Dari Game

Daniel Tumiwa di depan sekitar 300-an mahasiswa peserta konferensi mengajak para mahasiswa menyiapkan diri dalam bidang bisnis digital yang terus berubah. Melalui Adsvokat, setidaknya para Advokator akan disiapkan dan dibekali banyak ilmu bisnis agar siap menghadapi persaingan bisnis di masa datang.

Sementara pembicara lainnya Marvin Suwarso, mengajak advokator untuk selalu melakukan apapun dengan cara Fun. Marvin mengatakan, segala sesuatu jika dilakukan dengan hati senang akan mendatangkan manfaat yang menyenangkan pula bagi pelakunya.

Marvin juga mengajarkan mahasiswa untuk berpikir berbeda dalam segala hal. Sesi ini Marvin memberikannya dalam aneka permainan (games) kelompok, mulai dari kelompok kecil hingga kelompok besar. Ajang ini diharapkan menjadi wahana menjalin link atau relasi dengan sesama pebisnis pemasaran iklan digital.

Netizen Foto Bareng Daniel Tumiwa

Netizen Foto Bareng Daniel Tumiwa

Foto-foto : koleksi Pribadi

 

About Post Author

syaifuddin sayuti

Ex jurnalistik tv yang gemar makan dan travelling. social media addict, ex Kepsek Kelas Blogger, admin BRID.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %