Kemarin menjadi hari spesial bagi saya bersama istri, Siti Komsiah. 16 Tahun sudah kami menjalani biduk rumah tangga. Perjalanan pernikahan selama 16 tahun bagi saya adalah sebuah prestasi. Bukan sekedar catatan pertambahan angka belaka. Bagi kami setiap hari adalah momen berharga tempat kami belajar saling memahami, melengkapi, berbagi, dan menghargai.
Saya merasa tidak mudah berjalan seiring bersama selama 16 tahun. Banyak sekali suka, duka, tawa, dan tangis yang kami alami. Sering kali kami dihadapkan pada kegembiraan yang membuat kami tertawa. Lain waktu kami harus menelan pil pahit kekecewaan dan juga kesedihan. Suka duka adalah bunga kehidupan, karenanya kami selalu hadapi bersama.
Jika ada yang bertanya apakah setelah 16 tahun menikah masih perlu belajar memahami pasangan? Saya bisa menjawab iya dan itu perlu. Karena saling memahami tidak akan pernah selesai, masing-masing pasangan kita berkembang, karenanya pemahaman harus terus diupayakan. Memahami itu menyelami pribadi masing-masing. Tak pernah ada kata putus, selama kita bernafas.
Lalu, apakah saya sudah menjadi suami sempurna? Sejujurnya, belum. Saya masih jauh dari sosok itu. Banyak pe-er yang harus saya kerjakan. Salah satu yang terus saya upayakan adalah bisa adil membagi waktu bagi anak dan istri. Karena pekerjaan, seringkali kami berseberangan waktu. Saya libur, anak istri sekolah dan bekerja. Begitu juga sebaliknya. Kadang ini jadi friksi, tapi lebih banyak jadi solusi dengan menggantikan waktu yang terbuang di saat lain. Untuk yang satu ini, saya hanya bisa bilang kalian semua sangat pengertian.
Selama kurun waktu 16 tahun, alhamdulillah kami dianugerahi 3 anak yang kini beranjak besar. si Sulung Muhammad Ihsan Ramadhan, kini kelas 3 SMP, Nabila Khairunnisa bersiap menghadapi ujian kelas 6 SD, sementara si bungsu Nisrina Fatin Humaida masih di kelas 3 SD. Ketiga malaikat kecil itu kini mengisi hari-hari kami. Rumah kami tak pernah surut riuhnya dari suara, tawa, dan aksi saling ledek diantara mereka. Ketiga bocah ini adalah permata keluarga yang kelak menjadi penerus keluarga di masa datang.
Di pundak mereka kami berharap banyak, mereka akan menjadi diri mereka sendiri yang berbakti pada Allah, kedua orang tua, sopan, ramah dan menyayangi sesama. We love you kids!
Semoga kami bisa diberi kepercayaan dan amanah untuk terus mencatatkan kebersamaan lagi, lagi dan lagi. Benar kata Arswendo, Harta yang paling berharga adalah keluarga. Kalau materi? Itu yang utama. hehehe…
Love you say….Thanks tuk semuanya selama ini ya, sudah jadi suami dan ayah yang terbaik buat kami.
Tararengkyu cinta……..
amin…. makasih Dzul. do’a yang sama untuk kau, istri dan si kecil.
amin…..makasih mbak mira. do’a yang sama bagi mbak mira dan keluarga
tengkyu oom srondol…