Kalau cuma itu sebenarnya alasannya tidak terlalu kuat. Karena di tempat saya tinggal juga berdiri dengan kokoh gerai saingan Alfamart. Bahkan di beberapa tempat, mereka bersebelahan. Namun mengapa yang saya kunjungi tetap si lebah Alfamart? Begini alasannya:
1.Harganya pasti, kompetitif. Tak bisa dipungkiri sebagai orang yang memiliki kesibukan di banyak tempat, saya cenderung menjadi orang yang simpel. Kalau berbelanja pun bakal melakukan hal-hal yang sederhana juga. Saya paling malas belanja dengan tawar-menawar. Apalagi jika barang yang dijual juga bukan barang yang harus ditawar. Di Alfamart semua barang sudah diberi banderol harga, semuanya sudah pasti harganya. Kita tinggal ambil dan bayar. Simpel kan. Harga yang kita keluarkan tak mahal-mahal amat. Masih standar sesuai harga di pasaran.
2. Belanja di Alfamart itu nyaman. Kenyamanan bisa dirasakan mulai dari area parkir yang umumnya cukup lapang. Kemudian juga penataan (display) barang yang mudah dilihat dan dijangkau, bahkan oleh anak kecil sekalipun. Peletakan barang cukup adil, baik itu yang sedang masa promo maupun tidak. Bagi produk yang tengah melakukan promo, diletakkan di bagian yang mencolok dengan tulisan yang besar. Sementara barang lainnya ditempatkan di rak yang juga cukup mudah dicari.
3. Kebersihannya selalu terjaga. Untuk soal yang satu ini saya tak mau kompromi, bagi saya kebersihan gerai adalah harga mati. Jika saya dapati sebuah gerai sudah tak bersih, maka nafsu belanja saya pun redup. Maksud hati belanja banyak, karena melihat lingkungan tak mendukung, maka urunglah saya menebar fulus.
4. Tak pernah ada kembalian permen. Ini yang penting karena selisih sekian rupiah yang dikarenakan pecahan harga , menyebabkan gerai semacam Alfamart harus memutar otak bagaimana mengembalikan uang kembalian belanja konsumen. Kalau di “mart”-mart yang lain mereka menggunakan permen sebagai alat kembalian, Alfamart tak melakukan itu. Pembulatan ke bawah atau keatas dillakukan demi memenuhi kepuasan konsumen.
5. Pelayanannya ramah. Salah satu alasan mengapa saya kembali dan kembali lagi belanja ke Alfamart adalah karena sentuhan layanan yang personal. Setiap kali membuka pintu gerai Alfamart saya selalu disapa, “selamat pagi/siang/malam”. Mungkin terdengar sepele, tapi bagi pelanggan seperti saya itu “sesuatu banget”. Saya merasa “diorangkan”, tidak semata sebagai konsumen yang mesti dikuras habis uangnya. Saya merasa disapa oleh sahabat. Ketika pelanggan sudah dianggap sahabat maka pelanggan akan merasa di rumahnya sendiri dan “rela” membelanjakan uangnya.
6. Lokasi yang strategis. Tak dapat dipungkiri pemilihan lokasi gerai menjadi kunci utama sebuah keberhasilan usaha, terutama usaha retail seperti Alfamart. Lokasi Alfamart selalu mudah dicapai. Terletak di sisi jalan yang ramai dilalui orang. Ini jelas memudahkan, sambil melintas kita bisa mampir barang sebentar untuk membeli keperluan rumah yang habis stoknya. Tidak perlu parkir terlalu jauh, kendaraan bisa langsung diparkir di depan gerai. Soal keamanan? Sejauh ini saya cukup puas. Gerai Alfamart yang ada di sekitar perumahan kami semuanya aman. Kendaraan yang diparkir tak bermasalah, karena selalu ada peringatan kepada pelanggan untuk berhati-hati meninggalkan kendaraan saat berbelanja.
7. Buka nonstop. Sejumlah gerai Alfamart di kawasan tempat tinggal saya umumnya buka nonstop 24 jam. Ini merupakan langkah cukup berani. Bagi orang yang mobile serta sering pulang larut malam atau dinihari, Alfamart jelas jadi pilihan. Saya tak khawatir jika tiba-tiba perut lapar sepulang kerja tengah malam. Sedikitnya ada 3 gerai Alfamart yang saya lewati dekat rumah. Mampir sebentar ke Alfamart, dan saya bisa dapatkan sekerat roti serta minuman dingin yang menyegarkan.
8. Ada kartu AKU. Sejak beberapa tahun silam saya juga memiliki kartu Aku, kartu anggota pelanggan Alfamart. Dengan menggunakan Kartu Aku saya kerap dapat bonus berupa barang maupun diskon khusus. Ini tak ada di gerai “Mart” yang lain. Menurut saya, ini merupakan cara cerdas mengikat konsumen agar loyal pada Alfamart.
9. Kerap ada promo yang mengejutkan. Promo mungkin biasa bagi merchant-merchant besar, namun bagi merchant sejenis Alfamart memang baru beberapa tahun belakangan ini gencar dilakukan. Semisal beli pulsa dari operator tertentu kita mendapatkan bonus berupa minuman ringan, atau beli dua gratis satu item barang. Jenis-jenis promo semacam ini disenangi pelanggan, apalagi jika barang yang tengah promo adalah kebutuhan mendesak sehari-hari.
10. Saat ini isu lingkungan sedang menjadi trend di hampir semua bidang, tidak terkecuali di bidang retail. Sebagai pemimpin di bisnis retail minimarket, suka tak suka Alfamart memiliki andil terhadap besarnya penggunaan plastik sebagai pembungkus belanjaan. Usul saya, sebaiknya Alfamart memulai menggunakan plastik daur ulang di semua gerainya. Atau di masa datang membuat himbauan agar konsumen membawa sendiri tas dari kain. Dan bagi pelanggan yang membawa sendiri tas kain dari rumah diberikan insentif atau hadiah khusus karena telah berpartisipasi mengurangi penggunaan plastik sebagai pembungkus barang belajaan. Masalah ini mesti diantisipasi dengan jeli oleh managemen Alfamart, karena di masa datang bisnis yang tidak peduli lingkungan akan dijauhi pelanggan.
11. Sediakan pula makanan/minuman hangat seperti kopi/teh/susu atau mie gooreng/rebus dan burger sebagai penganan bagi mereka yang membutuhkan makanan di malam/ dini hari. Menurut saya layanan ini penting, karena saat ini sudah banyak gerai Alfamart yang buka 24 jam. Asrtinya, ada perubahan kebiasaan warga, khususnya di kawasan Jabodetabek yang sejak banyak gerai atau layanan jasa 24 jam, warga jadi kerap keluar/beraktifitas di malam hari. Fakta ini mesti ditangkap dengan jeli dengan menyediakan kebutuhan bagi kalangan ini.
12. Sediakan pula kursi bertenda bagi mereka yang makan-minum di gerai. Selain membuat betah pelanggan, layanan ini bisa mengikat pelanggan agar tak pindah ke lain minimarket. Sehingga motto “Belanja Puas Harga Pas” benar-benar nyata. Pelanggan mendapat layanan maksimal sehingga puas pada harga yang ditawarkan. Happy 12th anniversary Alfamart!!
Cukup menarik, pak.. 1 hal yang mungkin saya perlu tambahkan sebagai sesama ‘alfaers’ adalah di Alfamart itu gk ada parkir, beda dgn ‘mart-mart’ yg lain, dari mulai alfamart di rawabadak sampai ke rawamangun, sampai pula ke rawalumbu 😀
Menurut saya 2 point terakhir itu malah membuyarkan konsep alfamart sebagai ‘mart’ , padahal konsep alfamart adalah untuk menjangkau konsumen sepelosok apapun, akan terasa aneh misalnya ditambahkan konsep ‘cafe’
kalau di sekitar pemukiman tempat sy tinggal justru sebaliknya Yud. mungkin krn sewa masih murah sehingga umumnya gerai Alfa cukup luas.
soal poin terakhir justru sy menawarkan pada pengelola agar tak digerus oleh pesaing harus menggunakan jurus membendung aksi para pesaing dg menyediakan yg juga disediakan pesaingnya.
postingan berbayar ni mas? :p
hehe….ikutan event Rif!