0 0
Read Time:1 Minute, 59 Second


Akhirnya gatal juga untuk tak menulis perihal kehadiran tv baru Kompas Tv. Seharian ini Timeline twitter riuh dengan ucapan selamat atas mengudaranya stasiun tv yang konon bakal menjadi “Inspirasi Indonesia” itu.

Kompas Tv yang dimiliki grup media besar Kompas Gramedia memang baru akan resmi mengudara esok, Jum’at lewat launching yang dikonsep besar dan megah. Namun siaran percobaan sudah menyapa sebagian pemirsa lewat berbagai chanel tv lokal, video streaming di Kompas.com. Sementara informasi kehadirannya sudah bersliweran sejak sepekan terakhir di media sosial Facebook dan twitter.

Sebagai penikmat tv saya selalu punya mimpi dan harapan pada perkembangan tv nasional. Kali ini pun ada beberapa harapan terhadap tv ini.

Pertama, jangan jadikan tv sebagai propaganda politik. Karut marutnya politik nasional salah satunya berkat sumbangan media tv nasional yang gemar memprovokasi, membesar-besarkan pertikaian sesama elit.

Kompas tv tak perlu berada pada posisi mendukung, menyanjung atau memojokkan pemerintahan, siapapun dia yang berkuasa. Tak perlu “bermain politik” meski 2014 tinggal sejengkal lagi.

Kedua, jangan jadikan tv sebagai keranjang sampah tontonan. Saat stasiun tv lain sukses dengan satu genre tayangan maka beramai-ramailah me too product dibuat. Akhirnya wajah tv kita seragam. Ingat kasus Sinetron religi, tv reality seperti Termehek-mehek, hingga ajang pencarian bakat.

Memang di dunia ini tak ada ide yang orisinil. Bahkan di negeri yang dunia broadcasting tv nya sudah maju seperti Amerika pun, banyak stasiun tv yang memproduksi sebuah program tv yang sudah populer di stasiun lainnya. Sah-sah saja. Tak ada yang salah dengan ini. Tapi saya berpendapat, lebih baik keluar dari kerumunan dan membuat trend tersendiri.

Ketiga, cerdaskan pemirsa. Tak harus membuat program instruksional macam TPI jaman dulu, tapi sajikan program yang memberi “rasa”, menuntun pemirsa. Jangan sajikan program yang menuntun pemirsa menjadi serba instan, menuntun pemirsa menjadi konsumtif.

Keempat, untuk berita upayakan minimalisir tayangan berita pertikaian, darah, sensasi. Domain ini sudah ada yang menggarap dan cenderung memuakkan. Kompas tv tak perlu masuk ke jenis pemberitaan semacam itu.

Saya harus batasi harapan saya sampai disini meski masih banyak unek-unek yang ingin saya tuangkan. Semoga hadirnya Kompas tv “benar-benar” memberi pencerahan bagi pemirsa.

Memang harus ada yang “berani melawan” tirani rating tv dengan sajian yang berbeda dan bermutu. Akankah Kompas tv mampu? Markisa, Mari Kita saksikan.

Saya juga berharap Kompas tv dikelola dengan baik, tidak seperti tv milik Kompas terdahulu yang “terpaksa” dijual karena membebani grup dan salah urus!

Selamat Datang Kompas Tv!

About Post Author

syaifuddin sayuti

Ex jurnalistik tv yang gemar makan dan travelling. social media addict, ex Kepsek Kelas Blogger, admin BRID.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %