0 0
Read Time:1 Minute, 48 Second

Obama

Wawancara eksklusif RCTI dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama malam ini meninggalkan kesan yang mendalam bagi saya. Ini adalah tayangan ulang wawancara dengan pemimpin nomor satu dunia yang gagal ke Indonesia beberapa hari silam. Sebelumnya wawancara ini sudah tayang di sore hari. Global Tv juga sempat menayangkan rekaman wawancara ini sebelum RCTI kembali menyiarkan malam ini.

Wawancara ini dilakukan presenter RCTI, Putra Nababan dan berlangsung dalam suasana bersahabat, santai dan penuh humor. Putra meski terlihat kaku di awal, berhasil mencairkan suasana dengan pertanyaan-pertanyaan personal yang menyentuh ke-Indonesia-an Obama.

Saya mencatat beberapa hal yang masih diingat dan dikatakan Obama dengan baik dalam wawancara malam ini. Diantaranya Menteng Dalam, Hotel Indonesia, Sarinah, sate, bakso, nasi goreng, Borobudur. “Sateeā€¦,” begitu teriak Obama menggambarkan teriakan tukang sate yang diingatnya. Semua dikatakan Obama dengan bahasa yang santai. Ia juga masih mengingat becak. Mungkin saat kecil dulu ia kerap naik becak dari menteng dalam ke Sarinah, pusat belanja satu-satunya di Jakarta saat itu.

Ada satu lagi yang sangat menyentuh, dalam wawancara ini Obama minta maaf pada seorang kawannya yang dulu tangannya patah saat naik sepeda. Ia mengaku, sang teman ia kelitiki. “Dosa” masa kecilnya itu ia sampaikan begitu saja tanpa beban.

Apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dari wawancara seorang Barack Obama dengan Putra Nababan? Tidak jaim. Bagi saya poin terpenting wawancara ini Obama tidak mentang-mentang memposisikan diri sebagai presiden Negara adidaya yang pongah. Ia begitu membumi, sangat menghargai lawan bicaranya, dan menyiapkan dengan baik apa saja yang harus disampaikan di depan kamera.

Meski penuh persiapan, namun di layar tak sedikitpun terlihat Obama seperti menghapal. Ia begitu natural. Saya jadi membayangkan, kapan ya politisi kita bisa tampil begitu santainya di depan kamera. Yang sudah-sudah, mereka terlalu jaim, sangat menjaga citranya sebagai pejabat, dan sangat berjarak dengan pewawancara.

Jika dibandingkan dengan wawancara presenter SCTV beberapa tahun lalu dengan presiden Amerika George Bush, jelas wawancara ini lebih panjang. Kalau saya tak salah mencatat, wawancara ini berlangsung sekitar 50 menit. Sementara Rosi hanya berhasil mewawancarai Bush dalam beberapa menit saja.

Mau lihat cuplikan wawancara Obama di RCTI? Linknya ada disini dan disitu.

About Post Author

syaifuddin sayuti

Ex jurnalistik tv yang gemar makan dan travelling. social media addict, ex Kepsek Kelas Blogger, admin BRID.
Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %