
Penullis di depan Kantor Kudo Bandung (foto dokpri)
Kelas Blogger. Dalam kondisi badan lelah lantaran kurang tidur, saya bersama beberapa kawan Kelas Blogger dari Jakarta hari Jum’at (18 Des’15) menyambangi kota Bandung. Saya dan kang Arul menjadi pembicara dalam sesi ketiga setelah 2 sesi sebelumnya digelar di Jakarta.
Seperti kelas pertama, kali ini Kelas Blogger kembali mendapat support dari KUDO Indonesia.
Kantor cabang KUDO di jalan Setiabudi, Bandung siang itu sudah riuh oleh beberapa blogger yang hadir. Wah, keren juga mereka on time. Malah banyak yang sudah hadir sejam sebelum acara berlangsung.
Saya mendapat giliran pertama memberikan materi mengenai membuat reportase ala blogger. Topik yang mungkin sudah kerap dikupas di berbagai forum, namun selalu aktual karena penyampainya berbeda-beda.
Sebagai mantan jurnalis tv, saya banyak menyampaikan sudut pandang saya yang lebih banyak bersentuhan dengan media elektronik. Meski pada dasarnya reportase di semua media arus utama (mainstream) bentuknya serupa, namun sesungguhnya tiap platform media memiliki keunggulan masing-masing.
Radio dan tv dengan segala kelebihan dan kekurangannya punya kekuatan dalam hal laporan (reportase) pandangan mata melalui suara dan gambar. Sementara koran atau majalah punya kekuatan dalam hal penceritaan yang jauh lebih detil.
Lalu, bagaimana dengan blogger? Reportase ala blogger menurut saya bisa mengadopsi apa yang diterapkan di dunia jurnalistik yang memegang teguh penggunaan formula 5 W+1H. Yang membedakan reportase jurnalis dengan blogger adalah ada pada sudut pandang.
Di dunia jurnalistik haram hukumnya menggunakan sudut pandang penulis (wartawannya). Sebaliknya di dunia blogging malah sebaliknya. Blogger mesti bisa memberikan sudut pandang ala dirinya. Sehingga tulisannya bisa memberi warna tersendiri, memiliki differensiasi.
Ingin Jadi Sahabat Blogger
Kelar sesi yang saya bawakan, kemudian tampil si ganteng Hendra Kwik, Bussiness Development Kudo Indonesia. Berbeda dengan saya yang memaparkan hal-hal seputar dunia blogging, Hendra yang lulusan ITB itu menjelaskan dan memperkenalkan KUDO kepada blogger Bandung.
Hendra menjelaskan mengenai apa itu Kudo dan bagaimana cara kerja (mekanisme) bisnis Kudo. Menurut Hendra, berbisnis dengan Kudo ibarat memiliki toko yang bisa dijinjing kemanapun kita pergi.
“Kudo memberikan peluang penghasilan tambahan bagi siapapun. Bila anda ibu rumah tangga, mahasiswa, pekerja kantoran sekalipun bisa menjadi agent Kudo,” papar Hendra.
Saat menjelaskan apa itu Kudo dan seperti apa peluangnya, Hendra selalu ditemani tablet di genggaman. Tablet yang dipegang oleh Hendra memang bukan gadget biasa. Semua transaksi dan penawaran barang ada di dalam tablet.
Blogger yang hadir di Kelas Blogger ini cukup antusias mendengarkan paparan mas Hendra. Sesekali para blogger menyela paparan mas Hendra untuk bertanya. Pertanyaan demi pertanyaan diladeni Hendra dengan taktis.
Hendra juga menegaskan ke depan akan banyak kegiatan bareng blogger untuk lebih mengenalkan Kudo kepada masyarakat. Sebagai pendatang baru, Kudo membutuhkan blogger yang ingin dijadikan sebagai sahabat.
Menggalau bersama Dosen galau
Sesi terakhir diisi blogger yang mempopulerkan istilah blogger ‘mualaf’, blogger remahan rengginang yakni Kang Arul . Dosen yang juga lulusan S3 Komunikasi UGM Jogjakarta ini banyak memberikan tips praktis untuk membuat kegiatan blogging menjadi menyenangkan sekaligus menghasilkan.
Menurut kang Arul, jadi blogger harus unik, punya branding yang tidak sama dengan yang lain. Sehingga apapun yang ditulisnya memberikan sesuatu kepada pembacanya.
Ada hal penting lainnya yang ditekankan Kang Arul, bahwa menjadi blogger semata-mata adalah berbagi melalui tulisan. “Jangan jadi blogger kalau hanya ingin mendapat uang,” ujar mantan jurnalis cetak ternama yang juga aktivis Komunitas Blogger Laki (Kobel). Reward dalam bentuk apapun itu akan mengikuti seorang blogger seiring jejaknya di dunia perblogging-an.
Kang Arul berpesan, jangan pernah jadi blogger yang biasa-biasa saja. Karena di luaran banyak bertebaran blogger dengan cap demikian. Jadilah blogger yang punya kekhasan, sehingga banyak pihak (brand) yang langsung tahu siapa anda dan masuk kategori blogger yang mana dalam hal minat (passion) tulisan.
Kelas blogger selain diisi paparan materi juga diselingi lomba live tweet serta lomba blog bagi semua peserta yang hadir. Satu hal yang luar biasa dari kegiatan ini adalah militansi blogger Bandung. Meski jumlahnya tak banyak namun ternyata blogger Bandung membuktikan sangat ‘ceriwis’ di dunia maya. Hanya dalam tempo setengah jam jagat twitter diguncang dengan tagar #KelasBlogger dan #KudoBox di jajaran trending topic.
Warbiasakkk.
Postingan soal Kudo yang lain:
Yuk Berburu Diskon di Harbolnas
[…] paten seorang jurnalis. Kalau blogger apakah bisa menulis reportase sebagus jurnalis? Pengalaman Bang Udin bekerja sebagai reporter di beberapa media massa membuat Bang Udin lihai menulis reportase. Namun, […]
Sama2 kang. Amin jika ada manfaatnya.
Senangnya jika paparan sederhana kemarin ada yg nyantel di kepala dan berguna